Menjadi Relawan Aksara
(Catatan Pendek Pengabdian
KKN Tanggulkundung 1 di
Sekolah Dasar)
Halaman masa
depan itu masih tampak lengang. Para siswa belum semuanya berada di lingkungan
sekolah. Mereka masih berjajar, berjalan beriringan memenuhi jalan menuju
sekolah. Tawa bahagia dan semangat menghambur dari mereka. Tidak ada gundah. Tidak
ada kengerian. Dan apa pun itu. Mereka satu teriakan semangat yang sama. Wajah-wajah
yang penuh harapan.
Rofiqi dkk,
yang merupakan penanggung jawab Divisi Pendidikan sudah lebih dulu berada di
ruang kelas. Mereka sibuk menyapu debu yang sejak kemarin sore menyelimuti
sepetak ruang dengan deretan kursi yang tidak rapi itu. Ruang kelas harus
bersih. Rapi. Mampu menampung aksara-aksara. Sebab hari itu, mereka akan menjadi
relawan aksara. Mencipta banyak tutur dan tulisan. Mengekspresikan banyak hal. Tentang
apa pun.
Lalu konsepnya
bagaimana, Pak? Tanya mereka
antusias. Jadi begini. Ajari mereka berekspresi dengan akasara. Menulis cerita
tentang kucing, tentang nenek yang ngomel-ngomel. Atau juga tentang liburan
sederhana di pematang sawah. Dan masih banyak lagi cerita yang bisa dihasilkan
dari pena-pena mereka. Berilah mereka jalan. Jangan menempatkan mereka pada
jalan. Jangan. Biarkan mereka menemukan jalan mereka sendiri. Sebab, itu yang
mereka butuhkan. Setelah itu, biarkan mereka berdiri di depan kelas. Menyuarakan,
menuturkan aksara-aksara yang berjejal di kepala mereka. ingat. Jangan mengintervensi.
Tugas kalian hanya satu: MENGAPRESIASI.
Lalu outputnya
apa? Tanya mereka lagi.
Buku!
Jika buku,
apa yang harus kami lakukan? Kalian selesaikan tugas kalian di kelas. Sisanya biar
saya yang memastikan hasil kerja kalian bisa memberikan kebermanfaatan untuk
semuanya.
***
Pada kegiatan kali ini, Tim Divisi Pendidikan memberikan pelatihan singkat tentang menulis cerita. Bisa berupa puisi atau cerpen sederhana. Dan juga pantun. Kemudian dalam praktiknya, semua siswa diberikan kebebasan untuk menulis apa pun dengan model apa pun. Mereka diberikan batasan waktu sampai tiga jam. Hasilnya, semua menulis. Ada cerita pendek tentang ayamnya yang mati mendadak. Ada yang menulis tentang kakaknya yang jarang mandi. Bahkan ada juga yang menulis pantun dan pujian kepada Tim Divisi Pendidikan.
Setelah kegiatan
berliterasi itu selesai, semua karya original siswa dikumpulkan. Kemudian dikelompokkan
sesuai tema. Dan akan segera di-layout menjadi sebuah buku. Saya menyarankan
jangan ada editing. Biarkan semuanya natural. Apa adanya. Tidak dibuat-buat. Tidak
dipksa bagus. Sebab, apa pun bentuknya, karya mereka adalah keajaiban.
Untuk mewujudkan
buku itu, Tim Divisi Pendidikan menggandeng AA. Publishing untuk
menerbitkannya. Tanpa ragu dan pikir panjang, pihak penerbit menyetujui kerja
sama itu. Dan akan segera mengajukan untuk mendapatkan ISBN. Sedangkan semua
biaya penerbitan 100% akan ditanggung pihak penerbit.
Ini program
yang sangat bagus dan keren sekali. Mereka (peserta KKN) tampaknya sudah bisa
membedakan antara rutinitas KKN dan program kerja KKN. lompatan yang luar biasa.
Apreasiasi setinggi-tingginya untuk mereka. Red-editor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar