Sabtu, 06 Januari 2024

Menjadi Relawan Aksara

 

Menjadi Relawan Aksara

(Catatan Pendek Pengabdian

KKN Tanggulkundung 1 di Sekolah Dasar)

 

Halaman masa depan itu masih tampak lengang. Para siswa belum semuanya berada di lingkungan sekolah. Mereka masih berjajar, berjalan beriringan memenuhi jalan menuju sekolah. Tawa bahagia dan semangat menghambur dari mereka. Tidak ada gundah. Tidak ada kengerian. Dan apa pun itu. Mereka satu teriakan semangat yang sama. Wajah-wajah yang penuh harapan.

Rofiqi dkk, yang merupakan penanggung jawab Divisi Pendidikan sudah lebih dulu berada di ruang kelas. Mereka sibuk menyapu debu yang sejak kemarin sore menyelimuti sepetak ruang dengan deretan kursi yang tidak rapi itu. Ruang kelas harus bersih. Rapi. Mampu menampung aksara-aksara. Sebab hari itu, mereka akan menjadi relawan aksara. Mencipta banyak tutur dan tulisan. Mengekspresikan banyak hal. Tentang apa pun.

Lalu konsepnya bagaimana, Pak? Tanya mereka antusias. Jadi begini. Ajari mereka berekspresi dengan akasara. Menulis cerita tentang kucing, tentang nenek yang ngomel-ngomel. Atau juga tentang liburan sederhana di pematang sawah. Dan masih banyak lagi cerita yang bisa dihasilkan dari pena-pena mereka. Berilah mereka jalan. Jangan menempatkan mereka pada jalan. Jangan. Biarkan mereka menemukan jalan mereka sendiri. Sebab, itu yang mereka butuhkan. Setelah itu, biarkan mereka berdiri di depan kelas. Menyuarakan, menuturkan aksara-aksara yang berjejal di kepala mereka. ingat. Jangan mengintervensi. Tugas kalian hanya satu: MENGAPRESIASI.

Lalu outputnya apa? Tanya mereka lagi.

Buku!

Jika buku, apa yang harus kami lakukan? Kalian selesaikan tugas kalian di kelas. Sisanya biar saya yang memastikan hasil kerja kalian bisa memberikan kebermanfaatan untuk semuanya.

***


Pada kegiatan kali ini, Tim Divisi Pendidikan memberikan pelatihan singkat tentang menulis cerita. Bisa berupa puisi atau cerpen sederhana. Dan juga pantun. Kemudian dalam praktiknya, semua siswa diberikan kebebasan untuk menulis apa pun dengan model apa pun. Mereka diberikan batasan waktu sampai tiga jam. Hasilnya, semua menulis. Ada cerita pendek tentang ayamnya yang mati mendadak. Ada yang menulis tentang kakaknya yang jarang mandi. Bahkan ada juga yang menulis pantun dan pujian kepada Tim Divisi Pendidikan.





Setelah kegiatan berliterasi itu selesai, semua karya original siswa dikumpulkan. Kemudian dikelompokkan sesuai tema. Dan akan segera di-layout menjadi sebuah buku. Saya menyarankan jangan ada editing. Biarkan semuanya natural. Apa adanya. Tidak dibuat-buat. Tidak dipksa bagus. Sebab, apa pun bentuknya, karya mereka adalah keajaiban.

Untuk mewujudkan buku itu, Tim Divisi Pendidikan menggandeng AA. Publishing untuk menerbitkannya. Tanpa ragu dan pikir panjang, pihak penerbit menyetujui kerja sama itu. Dan akan segera mengajukan untuk mendapatkan ISBN. Sedangkan semua biaya penerbitan 100% akan ditanggung pihak penerbit.

Ini program yang sangat bagus dan keren sekali. Mereka (peserta KKN) tampaknya sudah bisa membedakan antara rutinitas KKN dan program kerja KKN. lompatan yang luar biasa. Apreasiasi setinggi-tingginya untuk mereka. Red-editor.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mereka itu, EMAS!

Mereka itu, EMAS! (Sebuah Pengantar) Tuhan Yang Mahakuat, Puji-puji ini untuk Engkau. Kepada Sang Nabi, saya haturkan Salawat: Semoga ka...