Selasa, 19 Desember 2023

Pembukaan KKN Reguler Multisektoral UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 2023

 



Pembukaan KKN Reguler Multisektoral

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 2023

 

Langit belum sempurna mengeringkan mimpi-mimpi di pagi ini. Tapi, saya, dan mungkin di ujung sana, kolega saya; Dr. Reni, sedang bersiap juga. Kami mempunyai agenda yang sama di hari ini. Kebetulan ini terulang lagi. Kami -sekarang- menjadi DPL di desa yang sama lagi, seperti yang pernah kita lakukan beberapa tahun silam saat kami mendapatkan tugas pendampingan di Pule, Trenggalek. Semoga, kami seperti dulu lagi. Kompak dan membahana badai :D.

Untuk KKN kali ini, saya mendapat tugas pendampingan di desa Tanggul Kundung, Besuki Tulungagung, yang memang saya pilih saat mengisi form pendaftaran menjadi DPL. Lokus pendampingan yang tidak terlalu jauh dan akses yang mudah menjadi pertimbangan saya saat menjatuhkan pilihan di kecamatan Besuki Tulungagung. Dengan harapan, lokus yang mudah tertempuh membuat saya bisa maksimal melakukan pendampingan. Artinya, jika ada program-program KKN yang -memang- membutuhkan saya ada, maka hal itu bisa sangat mudah untuk saya wujudkan.

Saya berangkat pukul 08:00 tepat, dan sebelum sampai jam 09:00 saya sudah berada di kantor desa Tanggul Kundung yang merupakan lokasi acara pembukaan. Padahal, saya juga sempat mampir untuk sarapan di sekitaran Beji. Pembaca perlu tahu, di daerah tersebut ada Soto yang mantul sekali, tapi, tidak akan saya bahas di sini tempatnya. Kecuali, pembaca berjanji kepada saya untuk mengajak makan bersama di sana :D.

Saat tiba di sana, saya disambut antusias peserta KKN. Di sana juga, ternyata, sudah ada Bu Reni yang duduk bahagia bersama putrinya. Tampaknya pagi ini, beliau sedang berwarna sekali. Kami bertegur sapa lagi. Berdiskusi. Berbincang. Dan beliau mengatakan, jika rumah beliau tidak jauh dari kantor desa ini. Ah. Pantesan, kok saya diminta mampir. Dan akan dikasih durian yang banyak.

Waktu beranjak dari pukul 09:00 menuju 20 menit ke dapan. Saya mengedarkan pandangan ke semua arah. Ada satu peserta KKN yang menangkapnya. Lalu mendatangi saya dan mengatakan jika Pak Lurah masih ada acara di rumah warga. Apakah beliau bisa hadir? Bisa, Pak. Jawabnya penuh semangat. Kantor sepi, Pak. Beberapa perangkat ada undangan ke Surabaya. Katanya menjelaskan. Baiklah. Saya mengangguk. Dan ia meninggalkan saya untuk menertibkan teman-temannya. Sebab, katanya, Pak Lurah sedang dalam perjalanan menuju lokasi.

Saya bersiap. Dan berdiri di ambang pintu aula. Saya menyambut kedatangan Pak Lurah. Tidak berselang lama. Beliau datang. Akan tetapi tidak langsung ke aula. Beliau lebih dulu ke ruangan kerja. Sebab di sana, sudah ada beberapa warga yang membutuhkan tanda tangan.

Tepat pukul 09:30, acara dimulai. Saya, Bu Reni, dan Pak Lurah duduk berdampingan di depan menghadap kepada hadirin yang hadir. Mereka yang hadir adalah dari semua unsur pemerintahan desa dan peserta KKN. Acara dibuka oleh MC dengan membaca Fatihah berjamaah. Kemudian disambung dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars UIN SATU Tulungagung. Setelah kedua acara itu selesai. Dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Pertama oleh Bu Reni, selaku DPL, dan oleh Pak Lurah, selaku tuan rumah.

Dalam sambutan tersebut, Bu Reni menjelaskan secara detail tentang konsep KKN saat ini. Dengan Bahasa yang ringan dan sangat mudah dipahami, beliau mengatakan bahwa KKN sekarang ini tidak membangun fisik, seperti tugu, jalan, dan yang lainnya. Tapi yang dibangun oleh KKN sekarang ini adalah non fisik, atau mental. Maka dari itu, masih kata beliau, KKN ini berbasis Keluarga Maslahat. Dengan harapan, kehadiran kegiatan KKN di Tanggul Kundung ini, setidaknya, bisa memberikan sumbangan pola pikir baru tentang keluarga maslahat.

Dalam kesempatan itu pula, beliau mnejelaskan tentang Kesehatan mental. Masih menurut beliau, mental yang tidak sehat akan menimbulkan banyak problem sosial di keluarga. Misalnya saja, perceraian dan maraknya kasus bunuh diri. Mental yang sehat muncul di keluarga yang sehat (baca: maslahat). Dengan dibumbui joke-joke segar beliau, kami yang menyimak jadi mudah memahami dan merasa waktu begitu cepat berlalu. Dan tetiba saja beliau segera mengakhiri sambutan yang disambut dengan riuh tepuk tangan yang hadir.

Sambutan yang kedua dari Pak Lurah. Setelah membuka sambutan perkenalan diri, satu kata yang keluar dari beliau adalah bahwa UIN SATU dengan desa Tanggul Kundung itu sudah seperti saudara kandung. Saya tersenyum. Bu Reni tersenyum. Dan semua peserta KKN tersenyum. Ternyata kami pulang ke rumah sendiri. Seperti formalnya sambutan pembukaan sebuah kegiatan, Pak Lurah; yang dalam hal ini sebagai tuan rumah, memohon maaf jika perihal gupuh dan suguh ada yang kurang. Lalu beliau berpesan agar semua peserta KKN jangan ada yang pergi-pulang. Artinya, mereka diharapkan agar menuntaskan kegiatan dengan tetap berada di posko yang sudah disediakan. Beliau juga menambahkan, jangan menganggap perangkat desa dan Masyarakat desa Tanggul Kundung sebagai orang lain. Semua bersaudara. Oleh sebab itu, peserta KKN jangan sungkan untuk menjalin komunikasi dengan mereka semua. “Wakafkanlah kebaikan untuk mereka,” tutup Pak Lurah di akhir sambutan beliau. Setelah itu, beliau dimohon untuk mengalungkan ID-Card ke dua peserta KKN sebagai simbolisasi dimulainya kegiatan KKN Reguler Multisektoral UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 2023 di desa Tanggul Kundung kecamatan Besuki Kabupaten Tulungagung.

Memasuki acara terakhir adalah doa. Karena tokoh masyarakat yang diundang berhalangan hadir, maka tugas membaca doa diserahkan ke saya. Dengan niat tulus dan hati yang tertata, saya berdoa semoga kegiatan KKN ini membawa keberkahan bagi semuanya.

Dengan berakhirnya pembacaan doa, maka semua rangkaian kegiatan pembukaan KKN Reguler Multisektoral UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 2023 dinyatakan selesai dan terlaksana dengan baik.

Setelah seremonial pembukaan, kami berfoto bersama dengan seluruh hadirin yang ada. Lalu, satu persatu hadirin meninggalkan aula. Hanya kami: DPL dan peserta KKN yang bertahan di sana.

Di aula, kami berdiskusi sebentar. Kemudian saya dan Bu Reni bertemu secara pribadi dengan Pak Lurah di ruang kerja beliau. Kami bercerita banyak hal. Termasuk cerita Pak Lurah, yang ternyata seorang purnawirawan Polisi. Mempunyai dua anak yang sudah berkeluarga semua. Dari beliau juga, saya tahu bahwa Tingkat perceraian di Tanggul Kundung sangat tinggi.

Sebenarnya beliau masih pingin cerita banyak hal kepada kami. Akan tetapi, hari ini jadwal kegiatan beliau sangat padat. Sehingga kami segera pamit.

Tidak terasa, waktu sudah berada di pukul 12 siang. Saya dan Bu Reni harus mengakhiri semua kegiatan pembukaan itu. Selanjutkan, kami akan ke posko masing-masing peserta KKN yang kami dampingi.

Posko kelompok dampingan saya ternyata dekat dengan kantor desa. Rumahnya besar dan sangat representatif. Bonusnya, yang punya rumah menggratiskan biaya sewa. Peserta KKN hanya diminta membayar Listrik yang digunakan. "Di sini juga ada ayam, Pak!" teriak salah satu dari mereka. Maksudnya? "Kami tidak akan kekurangan gizi!" Mereka kompak tertawa. Milik siapa? Yang Punya rumah? "Benar, Pak." Saya tertawa. Jangan sampai ketahuan, kata saya bercanda.

Saya berbincang banyak hal juga dengan mereka di posko. Termasuk mengkonsep program-program unggulan mereka yang kesemuanya berbasis keluarga maslahat. Setelah dirasa semua sudah disiskusikan, saya pamit meninggalkan posko.   

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mereka itu, EMAS!

Mereka itu, EMAS! (Sebuah Pengantar) Tuhan Yang Mahakuat, Puji-puji ini untuk Engkau. Kepada Sang Nabi, saya haturkan Salawat: Semoga ka...