Kamis, 30 Juli 2020

Resensi Novel Anak Angkot


1. Identitas Buku


Judul                            : Anak Angkot
Penulis                          :Luthfi Madu
Penerbit                        : E-Media Publishing-Bogor
Jumlah Halaman         : 280 Halaman
Tahun Terbit                 : 2020

2. Sinopsis

Novel yang bergenre drama action ini berkisah tentang keheroikkan seorang pemuda yang lahir dari rahim kepedihan dan keprihatinan. Setelah kematian bapaknya, Mukhtar memilih untuk meninggalkan sekolah. Ia mengabdi kepada Bos Johan. Di sana, Mukhtar bertemu dengan Mbok Jarminah. Kedatangan Mukhtar adalah anugerah. Mbok Jarminah yang mandul begitu bahagia ketika Mukhtar mengangkat dirinya sebagai Ibu. Tapi kebahagiaan itu mendadak sirna setelah Dawam menyodominya. Kejadian itu, membuatnya menjadi pendiam. Puncaknya, Mukhtar kabur dari rumah itu setelah genap setahun.
Mukhtar hidup di jalanan. Dibesarkan oleh kerasnya kehidupan. Mukhtar menjadi pemuda yang kuat. Disegani banyak orang. Saat usianya genap 25 tahun, ia mengganti namanya menjadi Rampal.
Kemudian ia dan beberapa orang yang loyal dengannya mendirikan Zirah. Zirah bukanlah kelompok preman pada umumnya. Zirah pro rakyat kecil. Agenda besarnya merampok orang-orang kaya serakah, koruptor, dan para penjahat birokrasi. Zirah juga menjadi pelindung masyarakat dari gangguan preman.
Dalam perjalanannya, Zirah menghadapi masalah besar. Zirah terlibat perseteruan sengit dengan Cokro; dedengkot mafia birokrasi. Ia bermain dalam sentral-sentral penting pemerintah. Migas dan sejenisnya telah dikuasainya.
Ketika itu, Klompen, anggota Zirah, terbunuh saat merampok rumah Cokro. Zirah memutuskan untuk balas dendam. Dengan bantuan Zuhdi; mahasiswa DO yang ahli dalam dunia digital, Zirah, lewat tangan Rampal, berhasil menghabisi dua pembunuh Klompen.
Dendam yang terbalas tidak membuat masalah berhenti. Cokro murka. Ia bersumpah akan membinasakan Zirah sampai tidak tersisa. Alasan Cokro tidak hanya balas dendam. Ia juga ingin menumpas Zirah karena kunci semua kebusukan Cokro ada padanya. Zirah mengetahui rencananya yang akan menjegal Presiden. Karena Presiden dianggap telah mengusik dinasti kejahatannya. Menghadapi rencana busuk Cokro, Rampal dan Zuhdi menghimpun beberapa orang yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Tujuan mereka adalah membongkar semua kejahatan Cokro di depan Presiden.
Tapi naas. Zuhdi dan orang-orang yang telah ia himpun berhasil dibinasakan Cokro. Zirah terpaksa dibubarkan. Rampal harus kabur ke luar negeri. Dalam pelarian, Rampal bertemu dengan Soyan, saudaranya. Simbol bintang yang sama adalah buktinya.
Persembunyian Rampal diketahui Cokro. Ia tertangkap. Rampal kemudian dibawa ke ruang penyiksaan yang di sana sudah ada Zuhdi dan yang lainnya. Rampal sangat terkejut. Sebab Zuhdi masih hidup.
Di ruangan itu, ia juga bertemu Callia. Perempuan yang selalu ia rindukan. Di ruangan itu, petualangan Rampal dan Zuhdi terhenti. Kepala mereka meledak oleh timah panas.
Mendengar kematian Rampal, Soyan segera menghadap gurunya. Ia adalah Maha Guru Jie. Mendapat aduan anak didiknya, Maha Guru Jie hanya tersenyum. Kemudian memerintahkan Soyan untuk mencari satu saudaranya yang lain. Namanya adalah Ronggur. Ia berada di “Jawah”.

3. Kelebihan

Novel bersambung ini menampilkan cerita yang unik sekaligus meneggangkan. Juga sarat dengan pesan moral. Ceritanya up to date, karena membincangkan tentang penjahat negara yang saat ini ramai dibicarakan masyarakat. Bahasa penulisan sederhana, sehingga mudah dicerna oleh pembaca. Novel ini banyak menyajikan aksi heroik yang menggoda adrenalin. Novel ini tidak terlalu panjang sehingga pembaca tidak mudah bosan. Novel ini juga dibuat bersambung, sehingga menjadikan pembaca penasaran dan antusias menunggu kelanjutan kisahnya.
Penulis, melalui melalui novel ini, mengajak para pembaca untuk membuka mata lebar-lebar bahwa di negeri ini masih banyak orang jahat yang ingin negeri ini hancur. Tema yang diangkat penulis kali ini bisa menjadi alternatif bagi para pembaca yang selama ini dininabobokkan oleh tema-tema adventure dan percintaan.

4. Kekurangan

Meski penulis novel ini sudah sangat berusaha meramu diksi yang pas, akan tetapi masih banyak ditemukan diksi yang kurang lezat dinikmati. Hal ini membuat pembaca jadi mudah tersadar dari mabuknya ketika mengikuti alur cerita dalam novel ini.
Selain ditemukan diksi yang kurang lezat, penulis tampaknya melewatkan kaidah-kaidah literasi, ada beberapa kata yang tidak baku dan tidak efisien, serta terkesan terjadi pemborosan kata. Sehingga kecelakaan ini –bisa jadi- membuat pembaca akan menarik napasnya dalam-dalam dan menjeda waktunya untuk menuntaskan membacanya.
Juga, setting waktu yang tidak jelas menjadi kekurangan lain dari novel ini. Pembaca seolah bertanya, kisah ini terjadi di tahun berapa? Dan tentu saja, pembaca tidak akan pernah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya.
Terakhir, cover novel yang kurang menjual menjadi lubang yang harus ditambal kelak jika novel ini diterbitkan ulang. Semua kekurangan tersebut menjadi komplet ketika harga (https://www.tokopedia.com/guepedia/anak-angkot) novel yang ditawarkan terlalu mahal untuk ukuran penulis amatir.

5. Simpulan

Meski novel ini ditulis oleh penulis amatir yang datang dari negeri antah berantah serta masih banyaknya kekurangan yang ditemukan, akan tetapi novel ini menjadi sangat menarik ketika kisah yang ditampilkan memang terjadi di depan mata pembaca. Hari ini, pembaca semua tidak bisa menutup mata jika cerita tentang mafia migas di negeri ini adalah kenyataan. Novel ini begitu berhasil menampilkan bagaimana kekuatan para mafia itu dalam melancarkan kejahatannya. So, novel ini menjadi sangat layak untuk menghuni rak buku pembaca semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengapa Saya Lebih Memilih Ikut Perlombaan Burung Lovebird?

  Mengapa Saya Lebih Memilih Ikut Perlombaan Burung Lovebird? Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang penuh tekanan dan tuntutan, mencar...