Selasa, 26 Desember 2023

Dunki (Review Film)


 Dunki (Review Film)

Dunki. Dunki. Dunki. Kepala saya penuh dengan judul film ini. Sebuah film drama yang berkisah tentang 4 manusia yang ngotot pingin terbang ke London. Seperti film Rajkumar Hirani yang lain, Semisal Tree Idiots, Dunki juga dibuka dengan alur maju, yang kemudian terjadi flasback keseluruhan alur. Menarik.

Tampaknya, melihat antusias istri saya bercerita tentang film ini, dan beberapa penggila film yang menjadi komunitasnya, Dunki tampil menjadi film Bollywood yang paling ditunggu di tahun ini.

Film ini merupakan film ke-3 Shah Rukh Khan di 2023. Dua film sebelumnya sukses besar. Dan tentu saja -feeling saya- Dunki juga akan mendapatkan kesuksesan yang sama. Dalam film ini, Shah Rukh Khan tidak sedikit pun kehilangan karomah sebagai aktor sepanjang masa. Senyum. Otot tubuh. Gerak tari. Dan pesona tidak memudar. Awet. Utuh. Dan membuat banyak Perempuan ginjal-ginjal. Meski Dunki adalah kolaborasi pertamanya dengan Sang Sutradara, Shah Rukh Khan berhasil mempersembahkan yang terbaik. Sehingga antusiasme terhadap film ini sangat besar sejak kali pertama dirilis.

Film ini juga menampilkan Manu (Taapsee Pannu), Balli (Anil Grover), dan Buggu (Vikram Kochhar) sebagai 3 pemuda kisaran 20 tahun yang hidup di sebuah desa pelosok di India. Namanya Laaltu. Keadaan yang serba tidak pasti membuat ketiganya mempunyai tekad untuk pergi ke Luar Negeri; London. Tapi itu sangat sulit diwujudkan. Visa menjadi kendala utama mereka.

Lalu, Hardy (Shah Rukh Khan) datang di kehidupan mereka. Dan berjanji membawa mereka ke London, meski harus dengan cara ilegal. Janji ini merupakan buntut dari kematian salah satu teman mereka yang bernama Suki yang meninggal secara mengenaskan dengan cara membakar diri. Suki merasa sangat bersalah dan kecewa karena gagal menyelamatkan Jessy (kekasihnya) yang ada di London. Jessy menikah dengan lelaki lain dan dibawa ke London oleh suaminya. Akan tetapi Jessy menghadapi banyak siksaan yang akhirnya membuat ia bunuh diri. Kegagalan ini terjadi karena Suki gagal mendapatkan visa.

Dalam film ini, Sang sutradara begitu brilian mengonsep cerita dan memaksimalkan kekuatan para aktornya. Sehingga perpaduan komedi dan emosi bisa ditampilkan sangat sempurna. Dan mampu membuat penonton tertawa dan menangis bersamaan. 

Penampilan Shah Rukh Khan sebagai Hardy sangat luar biasa, dan sudah pasti mendominasi. Ia membawa pesona dan karisma pada karakternya. Monolog di ruang sidang bisa jadi menjadi adegan terbaik dalam karirnya selama hampir empat dekade ini. Singkatnya, tokoh utama yang ia perankan mampu ia kuasai sepenuhnya.

Tidak kalah keren adalah aksi Manu ketika terlibat dialog dengan Hardy di sepanjang film ini. Dialog mereka lebih banyak tentang pertukaran rasa. Bahkan saat sampai di London. Dialog mereka masih tentang rasa cinta masing-masing. Dalam bagian ini -mungkin- para penonton sudah menebak mereka akan bersatu di London. Tapi justru sebaliknya. London menjadi kota yang memisahkan keduanya. Hardy idealis. Sebagai mantan tentara, ia tidak bisa membohongi Nurani. Terlebih jika itu menyangkut tanah kelahirannya. Beda dengan Manu. Keinginannya yang sangat kuat untuk mengubah hidup di London membuat ia kehilangan idealisme hidupnya. Manu memilih berbohong untuk mendapatkan suaka dan tinggal secara legal di kota tersebut.

25 tahun berlalu. Hardy dan Manu Kembali bertemu. Mereka membuat janji pertemuan di Abu Dhabi. Pertemuam itu, tentu saja, juga ada Buggu dan Balli. Mereka bertemu dengan beragam rasa yang tidak biasa.

Manu tidak berani sebebas dulu. Begitu juga dengan hardy. Karena keduanya mempunyai anggapan yang sama, bahwa masing-masing telah berkeluarga. Anggapan itu salah. Manu ternyata memilih untuk sendiri. Hardy merasa senang. Tapi sedetik berikutnya, hatinya bergemuruh. Sebagai mantan tentara, ia tidak ingin meneteskan air mata. Ia hanya berteriak sekencang-kencangnya. Sebab ia tahu, Manu tidak seperti dulu. Ia sekarat. Dan jatah hidupnya tinggal sebulan.

Dari Abu Dhabi, mereka berempat pulang ke Laaltu dengan jalur deportasi. Mereka pulang sebagai imigran ilegal. Menaiki pesawat. Tidak lagi dengan cara Dunki. Seperti yang dijanjikan Hardy kepada Manu.

Cerita ditutup dengan adegan yang menyedihkan antara Manu dan Hardy. Hardy jujur kepada Manu jika ia juga memilih sendiri dan menunggu Manu. Hardy segera melamar Manu. Akan tetapi jari-jari Hadry kalah cepat dengan takdir Manu yang harus pulang di saat itu juga.

Dengan alur yang rumit ini. Serta gambaran kisah nyata tentang Dunki dan perjalanan ilegal Imigran serta kisah cinta yang sangat mengguncang, saya, sebagai pecandu film, memberi nilai 9.5 untuk film Dunki ini. Sehingga, saya sangat menyarankan kalian semua untuk tidak ketinggalan menonton Film yang diputar secara serentak di 22 Desember 2023 kemarin. Sisihkan waktu kalian untuk film keren ini. Dan kelak, berterimakasihlah kepada saya ^_^

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mereka itu, EMAS!

Mereka itu, EMAS! (Sebuah Pengantar) Tuhan Yang Mahakuat, Puji-puji ini untuk Engkau. Kepada Sang Nabi, saya haturkan Salawat: Semoga ka...